Semangat Berjuang

Assalamualaikum..

Saat ini adik-adik SMA sudah menyelesaikan ujian nasional akan tetapi perjuangan tidak berhenti sampai disitu. Kebanyakan mereka yang ingin melanjutkan belajar di perguruan tinggi saat ini sedang mengikuti bimbingan belajar intensif. 
Hal itu mengingatkan saya  pada 7 tahun lalu (lama ya hehehe...)saat saya juga mengikuti intensif di bimbingan belajar Nurul Fikri cabang Sidoarjo. Waktu itu cuma ada satu-satu nya loh di Sidoarjo dan karena masih baru jadi jumlah pesertanya juga sedikit, maklum saai itu namanya belum sepopuler sekarang.

Dulu jujur saya sangat minim informasi mengenai jurusan yang ada di jenjang perkuliahan. Pada intinya orang tua mengijinkan saya kuliah asal di perguruan tinggi negeri karena biayanya lebih terjangkau. Di Surabaya yang saya tahu saat itu ada tiga PTN yakni Unair, ITS, dan Unesa. Kenapa di Surabaya karena selain lebih dekat dengan rumah juga saya tidak akan butuh dana tambahan untuk biaya kos. Selebihnya mengenai jurusan yang akan saya ambil orang tua benar-benar menyerahkan pada saya.

Nah pengalaman sekaligus tips dari saya untuk informasi mengenai jurusan perkuliahan bisa bertanya pada guru sekolah, teman-teman, tentor bimbel atau pada kakak kelas yang jurusannya mungkin menarik buat kita, tak ada salahnya mencari di internet. Yang pasti sesuaikan dengan minat dan kemampuan. Saya memutuskan mengambil jurusan ilmu kesehatan masyarakat karena itu menurut saya masih berbau kesehatan tapi saat belajar tidak langsung berhadapan dengan orang sakit yang berdarah-darah, hehe..maklum phobia sama darah.
Kembali lagi saat saya belajar intensif, wow luar biasa kereeen, teman saya kalo ga salah hanya 12 orang. Jadi berasa belajar privat kan? Padahal saya akui tentor di bimbel saya itu TOP deh belum lagi soal try out nya yang cetar membahana, sampai-sampai teman dari bimbel lain ketika ada try out NF ikutan lho..

Saat intensif itu pula lah saya memutuskan memakai hijab. Awalnya karena merasa malu teman-teman yang lain berkerudung dan hanya saya serta 1 orang teman yang tidak. Akhirnya bisa sampai sekarang, alhamdulillah. Pertemanan saat intensif itu juga sudah seperti persaudaraan. bahkan saat ujian SPMB pun kami masih kompak, ga tanggung-tanggung kita yang lokasi ujiannya seputaran ITS diijinkan menginap dirumah kakak dari salah seorang teman. Subhanalloh alhamdulillah.
Bonusnya selain berhijab saya juga diterima di SPMB pilihan pertama, yaa benar-benar tak kan terlupa masa itu.

Nah, bukankah kehidupan ini juga adalah medan perjuangan. Bisa tembus SPMB atau apapun istilah saat ini hanyalah satu dari serangkaian ujian hidup. Tawakal yang sempurna  beserta sabar adalah kuncinya karena akan ada banyak hal yang bisa jadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Menyedihkan memang, tapi sebentar saja sedihnya. Bangkit dan yakinlah pada Alloh bahwa Alloh tak akan mengecewakan hambaNya, apapun yg Dia berikan pasti baik karena Alloh maha suci dari mendholimi hambaNya. Ikhtiar yang bisa mendatangkan keridhoan bukan murkaNya dan berdoa karena itu adalah senajat kita.
Segala Puji hanya untuk Alloh swt.

Wassalamualaikum

0 komentar:

Posting Komentar


up