kisah tangan kanan dan membela Nabi kita


Kisah tangan kanan & membela Nabi kita


Mengapa dalam agama kita, makan dan
minum harus pakai tangan kanan? Karena
itu perintah Rasul Allah.
Terserah saya dong, mau makan pakai
tangan kiri. Ya, silahkan. Tidak akan ada
petir yg menyambar kepala gara2 itu. Tapi,
sebelum melakukannya, dengarkan kisah
seseorang yang baru saja mengalami
musibah.
Kita sebut saja Bambang, baru dua belas
tahun. Masih kelas enam SD, tapi anak kecil
selalu saja spesial. Sy beberapa hari lalu,
bahkan mendengarkan cerita Ashabul Kahfi
dari seorang anak berusia 5 tahun--
lengkap, sistematis, beserta hikmahnya.
Alkisah, Bambang, jagoan kecil kita ini, naik
motor abang ojek, antar jemput, pulang
dari sekolahnya. Nahas, motornya ditabrak
mobil, lengan kanannya tergencet knalpot,
parah, dan tidak ada pilihan selain
diamputasi.
Sedih sekali orang tuanya, siapa tidak
sedih, anak semanis Bambang, penurut,
pintar, harus kehilangan lengan tangan
kanannya. Tapi Bambang tidak terlihat
sedih, dia lebih banyak berdiam diri, seperti
mencemaskan sesuatu.
Apa pasal yg dicemaskannya? "Apakah boleh
Bambang nanti makan pakai tangan kiri,
Pak, Bu?" Akhirnya Bambang buka mulut,
bertanya, suaranya bergetar. Orang
tuanya terdiam sejenak, saling bersitatap,
lantas buru-buru menggangguk, tentu
saja boleh.
"Tapi, tapi apakah Nabi Muhammad tidak
akan marah?" Anak kecil itu menyeka air
matanya dengan punggung telapak
tangan kirinya, terisak.
Dua belas tahun umurnya, lengan tangan
kanannya hilang, hanya satu hal yg dia
cemaskan. Bukan masa depannya,
melainkan, apakah Nabi Muhammad akan
marah atau tidak kalau dia terpaksa makan
tangan kiri. Itulah kecintaan atas Nabi yg
cemerlang.
Hari ini, kita siap sedia mengangkat senjata
demi membela Nabi tercinta kita dihina. Tapi
apakah sebenarnya kita tidak sedang jadi
korban lucu-lucuan orang yg memang
membenci kita saja? Apakah mereka
justeru tdk sedang tertawa terpingkal2,
melihat kita beringas, buas sekali
membalas--dan dunia melihat itu semua.
Jika kita ingin membela Nabi kita, maka
teladanilah beliau. Hanya itu cara terbaik
menunjukkannya ke siapapun, termasuk
musuh paling membenci. Mulailah dr urusan
makan/minum dengan tangan kanan.
Seperti Bambang yg sedih sekali tidak bisa
melakukannya lagi.

repost dari tulisan tere liye

0 komentar:

Posting Komentar


up