21
Selasa,
Mei
Assalamualaikum..
Siapa pun bisa berprestasi.
Anyone can be the champion,,hehehe
Kisah berikut yang saya tuliskan buka rekayasa, bukan fiksi tapi kisah nyata (diambil dari berbagai sumber)
1. Kisah ini berawal dari anak muda bernama Iwan Setyawan. Ia lahir di
tahun 1974 dari desa udik di pinggiran kota Malang. Ayahnya hanya sopir
angkot, dengan penghasilan yang amat pas-pasan. Ibunya hanya ibu rumah
tangga biasa, yang tak kenal letih membesarkan dan mendidik anak-anaknya
dengan penuh kesederhanaan.
Ia lalu menebus lelakon hidup yang muram itu dengan ketekunan belajar
yang luar biasa : tak kenal letih ia belajar ditemani lampu petromaks
yang kian redup. Ia meretas prestasi yang mengesankan saat SMA, hingga
ia mendapat PMDK untuk kuliah di jurusan Statistik, IPB Bogor. Dari
sinilah, pelan-pelan tirai hidup yang lebih terang disibak.
Selulus dari IPB, ia diterima bekerja di Nielsen Company, Jakarta :
sebuah perusahaan riset pemasaran global yang ternama. Lantaran
prestasi kerjanya yang mencorong, ia kemudian di-tugaskan untuk bekerja
di kantor pusat Nielsen di New York. Selama 10 tahun ia berkelana di
Manhattan, hingga mendudukup posisi Director, Client Management Nielsen
Global Co. (sumber)
2. Jasmine anak berusia 13 tahun ini berpidato langsung di depan Presiden Republik Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono dan di hadapan khalayak internasional pada
kegiatan Millenium Development Goals (MDGs) di Bali.
Kondisi ekonomi yang kurang mencukupi sebenarnya cukup akrab dengan
Jasmine. Sejak usia dua tahun, ayahnya meninggal dunia karena serangan
jantung dan empat tahun kemudian ibundanya juga meninggal dunia.
Selanjutnya,
Jasmine tinggal bersama neneknya dan harus hidup seadanya. Meski hidup
dalam kondisi pas-pasan, ia tak mau menyerah dan bertekad mengubah
nasib dengan belajar keras.
Usaha dan kerja kerasnya berbuah manis. Sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), Jasmine terus mengukir prestasi.
Bahkan sejak bangku SD hingga saat ini ia selalu berhasil menyabet peringkat pertama di sekolah.
"Alhamdulillah ranking satu terus. Jadi sekarang bisa sekolah benar-benar gratis," ujar anak bungsu dari dua bersaudara tersebut.
Kemampuan
bahasa Inggrisnya yang mumpuni dan ditunjukkan pada saat kegiatan MDGs
tersebut tak lepas dari kerja keras sang nenek yang selalu menemaninya
belajar bahasa Inggris. (sumber)
3.Helen Keller yang buta dan tuli di usia yg teramat muda tapi mampu beprestasi di dunia internasional. Kisahnya pun sudah dituliskan dalam sebuah buku (baca disini)
Daaannn masiiihh buanyaak lagi kisah lain. Bisa dicari di mbah google.
Tapi pada prinsipnya apapun kondisi kita atau lingkungan sekitar kita bisa jadi pendukung atau penghambat cita-cita tergantung dari bagaimana kita memandang dan menyikapinya.
Selalu ada banyak alasan untuk bangkit..optimis.
Wassalamualaikum.
0 komentar:
Posting Komentar