Self motivation

Assalamualaikum..
Waaahh,, sudah lama ya ga berkunjung ke rumah ini.
Pagi yang cerah di kamis manis klimis, tsaahhh...
Entah kenapa ya justru di saat saya lagi down, menulis bisa jadi obat yang cukup mujarab. Ga cuma nulis sih, ini hanya salah satu.
Kadang nih, bahkan hampir sering kita merasakan kenyamanan bersama keluarga, bersama suami (yang sudah nikah), bersama sahabat atau bersama anak. Kenyamanan ini berlaku juga saat kita ada masalah, diberi ujian hidup. Bersama mereka rasanya seperti ada kekuatan tambahan. Ga salah sih, tapii pertanyaannya sekarang adalah kita kan ga selalu bersama mereka? Bisa jadi jarak memisahkan atau bahkan maut yang memisahkan. Lalu jika sudah begitu apakah kekuatan atau ketegaran kita mendadak berkurang atau bahkan hilang?
Jujur ini yang beberapa waktu lalu sering sy renungkan. Sy memiliki suami yang saat saya bersamanya rasanya sy mampu untuk melewati setiap ujian. Dukungannya, nasehatnya, bahkan kesabarannya mendengarkan setiap keluh kesahku serasa dopping. Tapi saya sadar kebersamaan kami di dunia tidaklah kekal, bahkan sehari hari saja kadang kami dipisahkan jarak. Suami kerja di luar kota yang kadang membuatnya tidak pulang setiap hari.
Maka, ada yang perlu dibenahi dalam diri sy. Terlepas dari betapa hebat dukungan suami, keluarga atau sahabat atau siapapun pada diri saya, sata harus tetap memiliki self motivation yang lebih tinggi. Kembali lagi bahwa ini semua dalah proses, proses menjadi pribadi yang kuat. Sy belajar memotivasi diri sendiri, hingga saat sendiri ataupun bersama suami, bahkan dengan ujian yang bertubi-tubi insya Allah sy tetap kuat. Lantas, dari manakah motivasi itu sy dapatkan? Sy pribadi belum sepenuhnya mengetahui tentang teori motivasi diri. Tapi inilah yang ada dipikiranku pagi ini. Bagi saya seseorang yg kuat imannya, yang mantab keyakinannya pada Allah disertai ilmu agama yang benar insyaAllah ia kan memiliki self motovation yang kuat. Contoh nih, sekaligus curcol, hehe..saya sering jenuh dengan pekerjaan. Bosan dengan rutinitas di kantor, pengen cuti, pengen liburan panjang sama suami, hahahaha. Rasa jenuh itu wajar tapi harus dikontrol. Idealnya ketika saya memang harus masuk kantor karena pekerjaan menumpuk, bersama itu mari kita putar ingatan di otak bahwa Allah selalu mengawasi kita lho, bahwa bekerja pun bisa dinilai ibadah jika niat dan caranya baik dan benar. Dan bahwa dalam bekerja kita pasti diberi amanah yg mana amanah itu akan dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah. Action langsung adalah dengan memaksimalkan waktu liburan supaya saat kembali di hari aktif, hati dan raga ini siap menjalani rutinitas.
Itu hanya contoh ya. Pada intinya ingatlah bahwa tujuan penciptaan kita adalah untuk beribadah pada Allah. Dan penting untuk mempelajari ilmu agama, mempelajari asmaul husna dan maknanya dan lain-lain deh. Nah nanti saat ujian datang bisa dijadikan sebagai pengujian keimanan dan apa yang telah dipelajari.
Tidak mudah memang, tapi bukan berarti tidak bisa. Bukankah sebagai muslim kita punya senjata ampuh yang namanya DOA. Maka yuk memohon agar kita diselamatkan di dunia dan di akhirat. Aamiin

Wassalamaualaikum..

up