Siapa idolamu?

Assalamualaikum..

Tetiba keinget jaman SMP dulu ngefans banget sama salah satu pemain sepak bola *ga perlu sebut nama ya, malu*. Saat itu sedang hebohnya world cup. Yah judulnya saya ngefans banget deh. Mulai dari biodata, keluarga, foto bahkan majalah yang ada berita tentang pemain itu saya punya. Parahnya sampe saya ngebela-belain nonton setiap pertandingan yang dia ikuti setelah piala dunia usai. Belum lagi uang saku bukan buat jajan tapi buat beli tabloid bola, wkwkwkwkw. Kebayang gimana waktu itu ortu saya heran kuadrat sama saya, lha wong papah yang notabene laki-laki aja ga segitu banget nonton pertandingan bila, dini hari pulak. Antara lucu dan malu-maluin ya, hahahahaha. Di pikiran saya saat itu pemain tersebut keren deh, Te O Pe Be Ge Te, absurd banget euuuyyy.
Tapi untung dengan berjalannya waktu kebiasaan tersebut menghilang dan juga karena sadar umur kali ya, hehehehe.
Eniweeeeiiii..ternyata yang namanya mengidolakan seseorang itu menular dan turun temurun lho. Buktinya saat ini banyak remaja yang juga mempunyai kebiasaan begitu, ya tentunya dengan tokoh yang berbeda. Sadar atau enggak sebenarnya hal tersebut perlu disikapi dengan baik. Oleh pengidola sendiri ataupun orang di sekitarnya. Kebanyakan saat ini pihak pengidola hanya asal dalam mengidolakan, karena terkenal, karena fisik yang menarik dll.
Jalan masuk cerita pengidolaan ini lebih sering berasal dari media, baik internet, cetak atau televisi. Nah, kebanyakan berita yang ditampilkan adalah tentang yang baik-baik. Lagipula nih yee kita kan ga pernah selama 24 jam bersama tokoh tersebut, iya kan? Jadi ya kita ga tahu bagaimana sikap&sifat asli mereka. Rahasia mereka-mereka yang kita idolakan terlihat baik adalah karena aib mereka masi tertutupi. Coba aja kita bisa tahu semua-muanya bisa jadi kita langsung ilfeel karena setiap orang punya kekurangan dan kelebihan.
Padahal jika mau mengidolakan secara berlebihan dan insyaAlloh akan membawa kebaikan adalah mengidolakan Nabi Muhammad SAW. Meneladani kisah hidupnya melalui buku atau apa yang tertulis dalam Al Qur'an. Atau jika ingin mengidolakan yang masih hidup adalah orang tua kita sendiri. Memang betul mana ada sih orang tua yang sempurna toh kita pun sebagai anak juga punya segudang kelebihan serta kekurangan. Tapi ingatlah bagaimana mereka dengan penuh kasih sayang menerima kita dan menjaga kita *butuh saputangan*
Bukan tidak boleh punya seseorang atau banyak orang yang diidolakan tapi lihat dulu profilnya dan jangan berlebihan. Jangan asal meniru gayanya atau cara pikirnya. Sebagai umat islam wajib untuk menjadikan aturan agama ini sebagai pedoman siapa/apa yang patut diidolakan dan yang tidak.

Wassalamualaikum

Siapapun bisa berprestasi

Assalamualaikum..

Siapa pun bisa berprestasi.
Anyone can be the champion,,hehehe

Kisah berikut yang saya tuliskan buka rekayasa, bukan fiksi tapi kisah nyata (diambil dari berbagai sumber)
1. Kisah ini berawal dari anak muda bernama Iwan Setyawan. Ia lahir di tahun 1974 dari desa udik di pinggiran kota Malang. Ayahnya hanya sopir angkot, dengan penghasilan yang amat pas-pasan. Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, yang tak kenal letih membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kesederhanaan.
Ia lalu menebus lelakon hidup yang muram itu dengan ketekunan belajar yang luar biasa : tak kenal letih ia belajar ditemani lampu petromaks yang kian redup. Ia meretas prestasi yang mengesankan saat SMA, hingga ia mendapat PMDK untuk kuliah di jurusan Statistik, IPB Bogor. Dari sinilah, pelan-pelan tirai hidup yang lebih terang disibak.
Selulus dari IPB, ia diterima bekerja di Nielsen Company, Jakarta : sebuah perusahaan riset pemasaran global yang ternama. Lantaran prestasi kerjanya yang mencorong, ia kemudian di-tugaskan untuk bekerja di kantor pusat Nielsen di New York. Selama 10 tahun ia berkelana di Manhattan, hingga mendudukup posisi Director, Client Management Nielsen Global Co. (sumber)

2. Jasmine anak berusia 13 tahun ini berpidato langsung di depan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan di hadapan khalayak internasional pada kegiatan Millenium Development Goals (MDGs) di Bali.
Kondisi ekonomi yang kurang mencukupi sebenarnya cukup akrab dengan Jasmine. Sejak usia dua tahun, ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung dan empat tahun kemudian ibundanya juga meninggal dunia.
Selanjutnya, Jasmine tinggal bersama neneknya dan harus hidup seadanya. Meski hidup dalam kondisi pas-pasan, ia tak mau menyerah dan bertekad mengubah nasib dengan belajar keras.
Usaha dan kerja kerasnya berbuah manis. Sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), Jasmine terus mengukir prestasi.
Bahkan sejak bangku SD hingga saat ini ia selalu berhasil menyabet peringkat pertama di sekolah.
"Alhamdulillah ranking satu terus. Jadi sekarang bisa sekolah benar-benar gratis," ujar anak bungsu dari dua bersaudara tersebut.
Kemampuan bahasa Inggrisnya yang mumpuni dan ditunjukkan pada saat kegiatan MDGs tersebut tak lepas dari kerja keras sang nenek yang selalu menemaninya belajar bahasa Inggris. (sumber)

3.Helen Keller yang buta dan tuli di usia yg teramat muda tapi mampu beprestasi di dunia internasional. Kisahnya pun sudah dituliskan dalam sebuah buku (baca disini)

Daaannn masiiihh buanyaak lagi kisah lain. Bisa dicari di mbah google.
Tapi pada prinsipnya apapun kondisi kita atau lingkungan sekitar kita bisa jadi pendukung atau penghambat cita-cita tergantung dari bagaimana kita memandang dan menyikapinya.

Selalu ada banyak alasan untuk bangkit..optimis.

Wassalamualaikum.

Cerpen : Dua dunia


Di teras rumah sederhana itu..di atas kursi bambu tua terduduklah pasangan suami istri ditemani setumpuk pakaian yg akan diserahkan kepada pelanggan mereka. Pasangan suami istri ini sudah tidak muda lagi, guratan pahit manis kehidupan terlihat jelas di kulit wajah mereka. Sore itu pasangan yg sehari-harinya bekerja sebagai penyedia jasa laundry mengepak pakaian sembari menunggu anak bungsunya pulang sekolah. Anak bungsu yg sangat disayanginya dan itu pun juga berlaku untuk anak sulung yg merantau di Pulau Kalimantan.
Si bungsu kini tumbuh menjadi gadis manis, beratus teman di sekolah maupun dunia maya, dan ah..seperti kebanyakan gadis seusianya yg sedang dilanda perasaan aneh. Perasaan yg membuatnya senang tak terkira di waktu yg tak tentu. Perasaan yg jika salah menyikapinya akan menimbulkan dampak yg luar biasa hebat.
Ada yg berbeda dari ekspresi kedua orang tua ini, garis kesedihan nampak diantara guratan kulit yg menua. Pagi tadi si bungsu menangis. Walau sudah duduk dibangku kelas 2 SMA kadang beberapa kebiasannya terasa unik. Dia menangis karena ingin punya gadget baru yg lebih keren, biar bisa chit chat sana sini, biar ga dikira cupu, biar dianggap keren, biar bisa upload foto langsung dari ponsel. Tapi ah betapa si bungsu sering kali melupakan kondisi ekonomi keluarga yg serba terbatas. Biaya sekolahnya saja sebagian ditanggung oleh kakaknya.
Orang tua ini sadar betapa sedihnya hati si bungsu dan betapa ingin sekali mereka memenuhi keinginan anak gadis kesayangan mereka. Sering kali ibu termenung di sudut dapur saat memasak, memikirkan keadaan keluarga mereka. Setiap hari menghadapi kelakuan anak gadisnya yg tak kunjung mandiri. Sering tetangga sebelah memamerkan anaknya yg juga seusia dengan si bungsu, tetangga itu mengatakan bahwa anaknya rajin, suka membantu orang tua, mengantar ke pasar, dan lain sebagainya. Sudah barang tentu ada kepingan kecil dalan hati sang ibu, rasa iba. Bukan pada dirinya tapi pada nasib anaknya kelak. Beliau membayangkan jika saat ini saja dia belum bisa mandiri lalu bagaimana kelak ketika ternyata anak gadisnya sudah menikah, menjadi istri dan ibu. Atau bagaimana jika dalam waktu dekat ternyata ajal menjemput dirinya dan suaminya bagaimana si bungsu akan melanjutkan kehidupan. Ah, rupanya beginilah hati seorang ibu, sekalipun anaknya sering berbuat sekehendak hati, meminta ini itu atau hampir tak pernah membantu tapi hatinya tetap lembut dan penuh kasih sayang. Dalam tiap sholat dan sepertiga malam terakhir tak hentinya beliau memohon agar anaknya menjadi anak yg sholeh&sholeha.
Sebenarnya bukan tak pernah, sering malah orang tua ini menasehati anaknya agar bisa membedakan mana keinginan dan mana yg benar-benar kebutuhan, agar lebih mandiri dalam menjalani hidup. Usaha tersebut nampaknya belum membuhkan hasil. Tapi mereka tak berputus asa, mereka yakin kelak anaknya akan menjadi pribadi yg lebih baik.
Sang ayah pun demikian, bahkan sering kali beliaulah yg sangat sigap kalau-kalau peralatan sekolah anak bungsunya habis atau hilang maka beliau akan segera membelikan. Tak pernah satu kata kasar pun yg keluar dari lisannya. Seperti hari itu, saat ibunya sakit berat si bungsu bukan merawat justru main bersama temannya. Ingin rasanya beliau meminta agar menemani ibunya. Namun jawaban si bungsu selalu berhasil meluluhkan hatinya.
Bagi mereka hidup serba terbatas bukanlah derita karena besarnya cita-cita mereka terhadap anak gadisnya itu. Mereka ingin sekali kelak si bungsu hidup bahagia, mengenyam bangku kuliah, hidup sukses dan yg paling penting taat pada Tuhan. Cita-cita dan amanah sebagai orang tualah yg mebuat mereka bersabar dengan segala ujian ini.
Tanpa sadar air mata sang ibu membasahi pipinya, air mata karena besarnya keyikan pada Tuhan akan cita-cita tersebut dan air mata bahagia karena si bungsu pulang dengan selamat.
Di sudut kota yg lain. Di tengah keramain terduduk pula seorang gadis yg usianya jauh lebih muda. Bukan, ia bukan saudara si bungsu. Ini kisah lain. Ia adalah putri tunggal salah satu konglomerat di kotanya. Tapi itu dulu, tepatnya dua tahun lalu.
Gadis yg duduk di bangku SMP kelas 3 itu duduk menunggui dagangannya, jajanan khas kota itu. Sambil menunggu pembeli tak jarang ia melihat remaja seusianya jalan-jalan sore bersama orang tua atau teman. Hal itu membuatnya teringat akan kebiasaannya dulu di sore hari. Sepulang sekolah biasanya ia pergi makan atau ke toko buku bersama temannya, saat weekend ia dan orang tuanya pergi bertamasya, sungguh menyenangkan dan teramat sempurna kehidupannya dulu. Kini kebiasaan itu berganti dengan rutinitas berjualan jajan buatan ibunya, setiap sore sepulang sekolah. Tak ada lagi restoran atau toko buku atau wisata akhir pekan.
Perubahan itu bermula saat perusaahn ayahnya bangkrut akibat ditipu oleh rekan kerjanya. Habis sudah masa kejayaan mereka. Rumah dan mobil mewah terjual begitu saja. Ah saat itu rasanya roda kehidupan sedang menghimpit mereka, tak ada pilihan lain selain menerimanya. Penerimaan yg tulus karena keluarga ini memiliki pemahaman yg baik terhadap takdir. Begitu pula putri tunggal mereka.
Di luar dugaan gadis kecil itu ternyata sungguh tegar menghadapi kenyataan. Tak ada rasa malu atau keluh kesah yg keluar dari lisannya. Baginya bisa berkumpul dengan kedua orang tua adalah nikmat yg sungguh membahagiakan.
Saat itu karena keterbatasan dana mereka memutuskan memindahkan putrinya ke sekolah negri yg biayanya jauh lebih terjangkau. Tanpa ba bi bu si gadis  kecil pun menyetujui, asal masih bisa menuntut ilmu sudah cukup baginya. Entah darimana datangnya kedewasaan gadis berusia 15 tahun itu. Sungguh adaptasi yg bisa dikatakan kilat. Ibunya yg memiliki keahlian membuat kue segera menjadikannya sebagai jalan menjemput rejeki. Dan tanpa diminta, putrinya menawarkan diri menjajakan jajanan tersebut. Sementara sang ayah yg tak memiliki sepeser uang untuk dijadikan modal usaha kini bekerja sebagai supir.
Sampai detik ini gadis itu ingat betul hadist yg disampaikan guru agamanya bahwa salah satu ibadah yg utama adalah berbakti pada orang tua dan bahwa doa anak sholeha akan menjadi amalan jariyah untuk orang tuanya. Dengan pemahamn itulah ia senantyasa bersemangat membantu orang tuanya. Sebisa mungkin ia tak mengeluh di hadapan orang tuanya walau tak dipungkiri rasa sedih pasti ada dalam hatinya saat mengingat kehidupan yg dulu. Ia pun anak yg cerdas dan baik sehingga di sekolah barunya ia dijadikan pengurus mushola putri atau kadang diminta tolong gurunya merapikan pekerjaan. Tak banyak pendapatannya tapi begitu senangnya hingga ia segera menyerakan pada orang tuanya.
Ah betapa beruntung orang tua itu memiliki putri sepertinya.
Pernah suatu ketika sang ayah mendapat kecelakaan sehingga ibunya harus menjaga di rumah sakit. Tak ada jajanan yg dibuat dan dijual, akhirnya tanpa kekurangan akal ia pun menjual koran keliling agar tetap mendapatkan uang. Ia berjualan koran pagi hari sebelum berangkat ke sekolah dan selama itu pula ialah yg mengurus rumah. Ia menggantikan tugas ibunya memasak, mencuci pakain, dan segala pekerjaan rumah lainnya.
Siapa bilang ia tak sedih?siapa bilang ia tak lelah? Ia pernah merasa sedih juga lelah tapi perasaan itu ia curahkan hanya pada Tuhannya karna ia yakin setiap ujian pasti sudah terukur sesuai kemampuannya. Kalaupun sedih masih menggelayuti pikirannya maka sesegera mungkin ia menepisnya karena ia tahu orang tuanya juga pastilah merasa demikian, ia tak ingin menambah beban mereka. Sebaliknya orang tua ini juga mengerti betapa keadaan mereka sekarang membuat putrinya terguncang tapi sikap yg ditunjukkan oleh putri mereka justru membuat hati mereka buncah oleh kebahagiaan. Hingga mereka berdoa lirih agar Tuhan ridho pada anaknya karena mereka pun telah ridho.

Skala Prioritas

Assalamualaikum..

Sehari 24 jam, seminggu 7 hari, sebulan 30 hari dan seterusnya. Itulah waktu yang kita lalui dalam kehidupan. Ada yang diberi panjang umur ada yang sebaliknya. Terlepas dari panjang atau pendekanya umur seseorang karena memang itu tak dapat ditebak, yang pasti nikmat tersebut sering kali membuat lalai. Terutama jika dilengkapi dengan nikmat sehat, lebih-lebih deh. Kebanyakan dari kita kurang menghargai waktu, ya walau tak sedikit juga yang mengisi waktunya dengan kegiatan positif.
Berbicara soal waktu sungguh merupakan hal yang penting karena waktu tak dapat berputar kembali. Bahkan dalam salah satu surat dalam Al Qur'an Alloh swt. bersumpah menggunakan kata waktu :
(1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3)Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.( Qs.Al-Ashr ayat 1-3)
Ayat tersebut kurang lebih menjelaskan betapa berharganya waktu dan waktu yang tidak diisi dengan amal shalih akan meruginya manusia karena kelalaian terhadap waktu.

Namun, sayangnya tidak semua orang menyadari pentingnya mengisi waktu dengan amal shalih. Kebanyakan menganggap bahwa hidupnya di dunia masih lama lagi, padahal salah satu hal yang paling dekat dengan manusia adalah kematian. Bayangkan jika ternyata kita menyia-nyiakan waktu dan mengisinya dengan hal negatif lalu ternyata saat itu adalah jadwal kematian untuk kita, hmmm naudzubillah.


Untuk itulah penting sekali bagi setiap kita menentuka skala prioritas. Mana yang penting dan mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Bahkan dalam Islam sudah diatur mana hal yg wajib, sunnah, mubah dan haram. Ibadah wajib hendaknya segera dilakukan dan yang haram ditinggalkan. Jika seorang hamba mampu melakukannya dengan mengharap ridho Alloh semata bisa dikatakan dia hamba yang bertakwa (wallahua'lam) Lebih-lebih jika dia jg mampu mengerjakan yang sunnah dan mengurangi porsi untuk yang mubah.

Jangan sampai dunia ini melenakan kita, membuat lalai akan hal yang urgent atau wajib.  Menunda menolong orang tua hanya karena asyik seliweran di dunia maya rasa-rasanya kok gak mutu banget yaa. Bahkan dalam hadist Rasululloh saw. "Abdullah (bin Mas'ud) r.a. berkata, "Saya bertanya kepada Nabi, 'Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?' (Dalam satu riwayat: yang lebih utama 3/200) Beliau bersabda, 'Shalat pada waktunya' Saya bertanya, 'Kemudian apa lagi?' Beliau bersabda, 'Berbakti kepada kedua orang tua.' Saya bertanya, 'Kemudian apa lagi'? Beliau bersabda, 'Jihad (berjuang) di jalan Allah."' Ia berkata, "Beliau menceritakan kepadaku. (dalam satu riwayat: "Saya berdiam diri dari Rasulullah.") Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya." (H.R. Bukhari).

Semoga Alloh menjadikan kita hambaNya yang menghargai waktu dan dimampukan untuk mengisi waktu dengan amal shalih, aamiin.

Wassalamualaikum

Manajemen Galau


Assalamualaikum..
Holaaa galauers,,hahaha..

Oke berhubung saat ini lagi nge-trend istilah galau, yuk kita bahas dikit. Ya walauuuu saya bukan pakar galau tapi lets try.. ;)
So, yang pada suka ngomong galau di dunia nyata maupun dunia maya (red : socmed) uda pada ngerti ga sih arti kata galau? *ini juga termasuk nanya ke diri sendiri* . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia galau adalah kacau tidak karuan (pikiran). Berarti jika ditilik dari makna tersebut otomatis pasti semua manusia yang punya hati dan pikiran pernah merasakan galau. Bahkan galau bisa dibilang wajar. Tapi etapi..tingkat kegalauan setiap orang beda-beda. Ada yang karena hal kecil uda galau, karena ga bisa beli gadget baru galau, ga punya pacar galau, de el el. Padahal kebanyakan remaja bisa dibilang galau yang bukan pada tempatnya. Wow, uda kayak sampah aja ya yang harus pada tempatnya, hehehe. Tapi ini ciyuuuss. Indikator galau yang tidak pada tempatnya adalah galau karena sesuatu yang sangat tidak prioritas dan cenderung ke arah keliru. Kembali lagi aturan yang dipakai adalah aturan agama dan karena saya beragama islam jadi ya aturan dalam Islam. Semisal karena ingin dibilang keren trus galau ga punya gadget baru, padahal menurut skala prioritas bisa jadi beli gadget punya urutan ke sepuluh. Atau galau di PHP-in, nah ini nih yang paling sering nongol di socmed. Lagipula sapa juga yang nyuruh berharap sama manusia, berharap sama suami/istri yang jelas sudah halal aja kagak boleh apalagi ngarep pada orang yang bisa jadi ga punya perasaan apapun sama kita (eh maaf ralat, sama orang uda ngerasa di PHP-in)
So menurut ilmu saya yang masi cetek ini, jika pikiran kita lagi kacau, galau, amburadul coba deh beberapa hal berikut :

1. Ingat ke Alloh swt. Sesegera mungkin dengan bermacam cara, bisa dengan istighfar, berwudhu lantas sholat atau mengaji. Ingat lah bahwa apa yang terjadi padi kita adalah atas ijinNya, bukan karena Dia ingin kita susah, tidak. Tapi pasti dibalik galau ini ada hikmah besar, jika kita mau introspkesi. Ketahuilah hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenang? (QS ar Ra'd : 28). Dan apapun ujian yang menimpa kita sudah terukur sesuai kemampuan. Berprasangka baik ke Alloh adalah cara mudah untuk bisa optimis. Ingat Alloh juga termasuk dengan bersyukur. Ebusyeett gile aje yee uda galau masi disuru bersyukur. Hmm, helloooo kalau mau itung2an, galau kita ini ga ada seujung kuku dari nikmatNya yang diberikan pada kita. Boleh kok kalo kita curhat ke Alloh, justru ini yang dianjurkan bukan di socmed *kalem*

2. Kalo uda cukup tenang coba deh tanya ke diri sendiri penyebab kegalauan. Nah untuk yang satu ini paling tidak perlu menambah ilmu pengetahuan. Supaya kita tahu bisa jadi apa yang kita pusingkan adalah sesuatu yang ga seharusnya seperti contoh di atas. Dengan tahu sumber galau kita belajar juga mengukur skala prioritas untuk galau tsb, jika posisinya bukan 3 besar jadi buat apa lama2 dipupuk subur galaunya? Nah sekedar sharing aja beberapa hal yang pantas digalaukan adalah apakah kita sudah jadi manusia yang taat pada Tuhan?apakah kita sudah jadi anak yg berbakti sama ortu?dan apakah kita sudah jadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain? Jangan-jangan justru kitalah sumber atau vektor penular galau ke orang lain *kalem*

3. Cari lingkungan yang positif. Masih ingat hadist ini
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Nah kalo lingkungan kita aja orang2 yang gampang galau, ya jangan kaget kalo ntar lagi bisa2 Anda jadi ratu/raja galau. Jika untuk berbuat kebaikan janganlah pilih-pilih, tapi untuk kebaikan dirimu pilih2 teman ini ibarat menemukan kapal yang akan membawa ke sebuah pulau yg sangat indah. Jangan kebalik lhoo.


4. Lakukan kegiatan yang positif. Jika ingin membaca ya membaca yang memberikan dampak positif, jangan novel teenlit mulu, apalagi stalking temlen orang *ehem*. Sekali-kali baca shiroh Nabi dan sahabat. Kalo mau nonton jangan cuma infotaiment atau boyband korea, coba deh nonton berita sodara kita di Gaza, atau lihat video tentang parenting *buat ortu/calon ortu*. Kalo mau santeee denger musek kayak dipanteee boleh, asal jangan musik yang cengeng. Malah subur aja tuh galau, hehehe.Boleh juga ikut ekskul di sekolah, tapi jangan demi bisa nglirik gebetan yeee. hehe

Oke, semoga tulisan ini bermanfaat tidak hanya untuk saya pribadi tapi juga untuk orang lain. Sayangilah diri sendiri dan malulah kalau galau hanya karena urusan simple yang sebenernya tanpa galau juga akan beres. Galaulah pada sesuatu yang pantas digalaukan yang bisa bikin kita deket ke Alloh dan jadi pribadi yang lebih baik, misal galau karena dosa yang inysaAlloh bikin kita taubat dan memperbaiki diri.
Jika ada kekurangan atau kesalahan saya mohon maap yee.

Wassalamualaikum

Plesir ke Panti Asuhan Balita (pat II)

Assalamualaikum..

Pada tulisan saya yang sebelumnya pernah membahas mengenai pengalam saya ke panti asuhan bayi sehat Sang Surya. Nah kali ini saya juga akan menceritakan kunjungan saya hari Minggu kemaren ke panti asuhan tersebut.
Saat itu saya datang sendirian, sudah kali kedua sih saya datang sendiri karena teman yang biasanya menemani sedang berbulan madu dengan suaminya, just married gitu ceritanya hehe. Suasana yang berbeda dari biasanya yang rame dan terdengan suara tawa dan tangis balita, namun saat itu sepi bahkan saya kira balita nya lagi jalan-jalan. Untung saja ada mba pengasuh yang menyambut kedatangan saya. Usut punya usut ternyata beberapa balita dipindahkan ke panti asuhan lain yang lokasinya ada di Rungkut, Surabaya. Kini balita yang tersisa di panti ini hanya enam orang. Pantas saja suasananya sepiiiiii.

Nah ini dia balita lucu yang masih berada di panti Sang Surya

Dari mba pengasuh itu saya diberi alamat panti tempat beberapa balita dipindahkan. InsyaAlloh dalam waktu dekat saya akan berkunjung, kangen sama mereka hehe..
Tunggu liputan saya selanjutnya yaaa..

Wassalamualaikum

Masa lalu

Masa Lalu

Dan pada akhirnya semua akan menjadi masa lalu..
Tapi bukan hanya masa lalu karena ada nilai yang bisa dihadiahkan untuk generasi sekarang.
Apa yang kita jalani sekarang, yang kita pilih saat ini adalah juga gambaran untuk masa depan kita.
Bergulir terus dan terus.
Jika tak ingin masa lalu menjadi cerita yang lebih banyak sesalnya maka saat ini lakukan yang terbaik.

Masa lalu,,ada kalanya mengingatnya membuat hati pilu
Ingin memutar waktu andai mampu, tapi tidak.
Bahkan kadang ingin berjumpa dengan orang di masa lalu dalam kesempatan berbeda yang jauh lebih baik. Sungguh itu diluar kuasa manusia.

Orang di masa lalu dalam hidup kita jika diminta memilih bisa jadi mungkin tak memilih masuk dan mewarnai hidup kita.
Sebaliknya kita juga turut memberikan warna pada hidup mereka, silahkan nanti bagaimana mereka melihatnya..dari sudut pandang yang mana,, terserah saja.

Memaafkana orang lain dan juga diri sendiri atas kejadian di masa lalu tak ubahnya seperti memilih masa depan yang lebih indah.



up